Kunjungan Ibu Negara ke kontrakan Rakyat Jelata :)
Hi temen-temen,
Aneh ya selama berbulan-bulan kita gak jalan, gak ngemol, gak nongkrong, gak melalak, gak pulang malam. Serius rasanya aneh juga banget. Aku yang terbiasa pergi pagi pulang malam bahkan tengah malam menuju pagi. eits jangan berfikiran yang aneh-aneh yaaa... Secara, aku kan dulu kuliah malam, biasa pulang jam 11 lanjut makan malam. Padahal nongkrong sama kongkawan di angkringan ngobrol ketawa-ketiwi sampe lupa waktu jam 12 bahkan jam 1 baru pulang. Jarak rumah dengan kampus yang lumayan jauh, 45 menit sampai satu jam dari kampus. Yaa istirahat sebentar menghibur diri dari lelah nya tugas kantor dan kuliah.
Keadaan berbalik, sekarang berangkat kerja jam 8 pagi, pulang jam 5 sore. Gak kemana-mana selain beli makan malam atau belanja keperluan. Ya kita harus mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah untuk menghindari kerumunan dan keramaian. Aktivitas ku sepulang kerja, palingan video call dengan keluarga dan temen-temen, scroll-scroll Instagram, dengerin musik, podcast, nonton YouTube, atau nonton film kesukaan. Seharusnya ini menjadi hal yang sangat mudah dan sangat kuinginkan, namun menjadi aneh jika hal ini terjadi selama berbulan-bulan sampe waktu yang belum ditentukan.
Rasa rindu untuk bertemu, dengan kebebasan selama ini. Rindu makan di tempat tongkrongan langganan, Rindu bertemu teman-teman dan bercerita ketawa-ketiwi sampe lupa waktu. Rindu ingin pulang ke kampung halaman. Juga rindu jalan-jalan yang jauh. Tapi kita harus besabar dan tetap mendoakan semoga pandemi ini segera berlalu.
Aku mau menuangkan kegabutan malam ini dengan menulis kisah perjalanan bersejarah disini. Kisah perjalanan ini sangat bersejarah, karena sangat jarang terjadi, sangat sangat jarang, bahkan belum tentu setahun sekali terjadi. hehehe agak lebay sih, tapi ini beneran.
Pada suatu hari di bulan Juni kami merencanakan kunjungan rumah ke kontrakan bang Zul yang ada di Piayu City. Kunjungan ini diinisiasi oleh aku dan Vika ke bang Zul yang kala itu komplen ke kami karena dia tidak diajak saat kami berkunjung ke kontrakan bang Imam beberaha hari sebelumnya. (nanti ceritanya ku tulis juga kalo gak males..wkwkkw). Jadilah kami menawarkan diri untuk berkunjung ke rumah nya. Bang Zul menyetujui tawaran kami, dan kami pun memintanya untuk bersiap-siap beresin rumah karena hari minggu kami akan datang. Kami rencanakan mau buat rujakan di rumah nya jadi tidak perlu memasak atau membeli makanan yang merepotkan. Kami sadar diri donk sebagai tamu tidak mau merepotkan tuan rumah nya, apalagi tuan rumah nya bang Zul. (kalo rumah bang Imam, sengaja kami minta makanan yang mahal..heheh, secara kontrakan orang kaya baru)
Rencananya hanya kami berdua yang akan datang kerumah nya. Ketika kami sedang istirahat siang Madam Parida dan Kak Arion mendengar rencana kami. Mereka berdua sangat antusias dan mau bergabung untuk melakukan kunjungan. Jadi disepakati kami berempat akan datang hari minggu sore kerumah Bang Zul.
Satu hari sebelum kunjungan, tiba-tiba bang Zul mengabarkan bahwa dia harus masuk kerja jam 3. Dengan muka agak gimana gituh, dia berharap kami akan membatalkan rencana. (hmmm aku mencium bau wacana disini). Kami pun sigap menawarkan Plan B, hari Senin kami bisa datang sepulang kerja jam 5. Dia pun menyetujui nya, karena pas Hari Senin-Selasa dia libur kerja. sebelum datang kami, dia bisa bersiap-siap donk.
Dasar Bang Zul tidak serius dengan ajakan nya, dan kami pantang untuk di tantang. Tiba hari senin Pagi kami mengirimi pesan semangat untuk membereskan rumah nya untuk penyambutan kami sore itu..hahaha (pokoknya macam-macam penyambutan Ibu negara memang). Pesan ku jam 8 pagi tak dibalasnya. Vika pun tak di balas pessannya, mungkin sedang tidur pikirku. Biasanya hari libur adalah hari tidur panjang. Benar saja, siang hari pesan baru dia balas, dia bangun siang dan belum sempat berbenah rumah. Kami sudah semakin mencium aura wacana. Mungkin dia memang tidak menyangka jika kami akan benar-benar datang. sehingga dia tidak serius dengan omongan nya waktu itu..
Bang Zul meminta kami untuk datang esok sorenya karena sore itu dia baru beres-beres rumah. Sudah kami kasih kesempatan 3 hari untuk bersiap-siap dan belum siap juga. Namun kami tetap mengerti namanya juga lelaki banyak alasannya. (eh endak..ndak.. bercanda..) Seorang lelaki perlu kemauan keras dan satu alasan agar dia mau bergerak membersihkan rumahnya. Inilah satu alasan nya yang mungkin sangat jarang terjadi seorang Bang Zul mau beres-beres rumah. Hehehe..
Tepatnya Hari Selasa, hari yang sudah kami nanti-nantikan. Pagi itu bang ZUl masuk kerja pulang jam 4 sore, kami meminta nya pulang duluan dan menyiapkan hidangan. Namun hari itu cuaca tak menentu seperti janji Bang Zul. Pagi-pagi terang, hujan, terang, mendung, panas tiba-tiba hujan, dan sore nya mendung. Pokoknya hari itu bukan hari yang tepat untuk bepergian. (apakah ini doa Bang Zul agar kami tidak jadi kerumah nya ?) Apapun yang terjadi kami harus kerumah Bang Zul, karena ini sudah tertunda dua kali. Kami menunggu agak reda jam 5.15 keluar gerbang pabrik dan meluncur ke Piayu City.
Tak berselang lama kami pun tiba di rumah Bang Zul. Waw kami disambut pake karpet merah.. (tapi bohong). Rumahnya rapi dan bersih, pasti dia mempersiapkan semua ini untuk penyambutan kami. Jarang ya rumahnya sebersih dan serapi ini. Dia juga sudah menyiapkan hidangan berupa buah untuk rujakan juga sambal nya yang menggoda, ada juga pisang dan anggur. Madam dan Kak Arion menunggu dirumah sambil mempersiapkan minuman. Sementara aku dan vika membeli makanan yang cocok untuk suasana yang mendung ini. Kami sepakat membeli Bakwan Kawi khas Malang untuk dimakan di rumah bang Zul. tidak lupa kami mampir ke keday ibuk nya Rany untuk memberi Gorengan nya yang terkenal se-antero Piayu City.
Datang juga si Findo dan Windi ceweknya bang Zul, sama satu lagi Aji harahap. Aji teman satu rumah Bang Zul yang tidak tau diri. Membiarkan teman nya bersusah payah mempersiapkan penyambutan kami dengan heran dan hanya menertawakan saja. Memang teman macam apa dia. Sungguh tidak patut untuk ditiru. Karena semua sudah lengkap yuk mari dimakan dan tidak lupa foto dulu. Cekrek (yang fotoin Aji).
Makan bersama di kontrakan Bang Zul |
Kami makan banyak sampe kenyang. Ngobrol ngalor ngidul, ketawa-ketiwi sampai tak sanggup lagi. Madam memberikan point 7 untuk penyambutan yang disiapkan oleh Bang Zul. sedangkan Kak Ion memberikan nilai 9 karena sudah kenyang dan tidak sanggup lagi. Kalo aku kasih nilai 8 untuk effort nya menerima kami sebagai tamu nya.
Sungguh ini menjadi peristiwa bersejarah yang sangat langka dan perlu diabadikan. (mumpung saya lagi mau nulis...jadilah tulisan gabut ini). Terimakasih bang Zul atas penyambutannya. Mohon maaf atas kekacauan yang kami timbulkan dirumah mu.. Semoga tidak menyesal atas kdatangan kami. dan harapan nya ada undangan-undangan selanjutnya :)
Aneka hidangan |
Bakwan Kawi khas Malang |
Rujak Buah |
Sambal rujak yang endess buatan bang Zul (aka. beli di tukang jualan) |
Anggur yang menggoda |
Madam dan Kak ion menikmati Bakwan Kawi |
Vika dan Aji teman serumah bang Zul yang gak tau diri ituh..wkwkwkwk |
Findo, Lapar bang...? |
Cekrekk pake HP barunya VIka (mulus banget cyiiiin) |
Beginilah kelakukan tamu dirumah bang Zul.hahaha
Comments