Hidup di perantauan menjadikanmu sebagai Perempuan Tangguh

Sudah menjadi kewajiban bagiku sebagai anak pertama dari keturunan ayah dan ibuku untuk melanjutkan perjuangan mereka sebagai tulang punggung keluarga. Begitu besar perjuangan dan pengorbanan kedua orang tua ku untuk bisa menamatkan aku dari SMK. Besar harapan mereka, selepas aku tamat sekolah bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dan membantu meringankan beban mereka dan membiayayi pendidikan adik-adiku.Sudah cukup bagiku menyusahkan mereka, kini sudah saatnya ku menggantikan perjuangan mereka.

Berangkat dari keluarga yang jauh dari kata sederhana apalagi cukup. Dengan sekuat tenaga dan keyakinan mereka berhasil menamatkan anak pertamanya sampai ke jenjang SMK. Ini membuatku bertekad kuat untuk meninggalkan mereka dan hijrah ke kota sebrang untuk mencari pekerjaan demi kedua orang tuaku dan adik-adiku. dengan segenap keyakinan dan dukungan dari mereka, aku mantapkan niatku untuk berlabuh ke Kota Batam. Suatu tempat yang belum pernah aku kunjungi seumur hidupku. Sebuah tempat yang sebelumnya sangat tidak ingin kunjungi dalam perjalanan hidupku, karena begitu banyak cerita buruk tentang kota itu. Apapun yang terjadi dan apapun yang aku pikirkan tekadku sudah bulat, demi orang-orang yang aku sayang 

(Foto: reneenaturally)

Leaving my hometown and my family was very hard - Camille Moute
Berat memang meninggalkan keluarga dan hidup jauh dari orang-orang yang menyayangi kita. Namun ini demi mereka hati dan jiwa ini harus kuat melawan semua rasa yang berkecamuk dalam hati. Luruskan niat, mantapkan langkah, Insyaallah jalan mu akan dipermudah. Tetap berikhtiar dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa dan jangan mudah putus asa.

tiarablugge.blogspot.co.id
"Sesekali, kau perlu pergi ke tempat baru dan bertemu dengan orang asing untuk tahu dirimu beruntung" - Lutfi Retno Wahyudyanti
Setibanya aku disini, semua terasa asing, sangat berbeda. Hidup di Kota rantau memang jauh berbeda dengan di kampung halaman. Kota rantau menawarkan berbagai fasilitas yang seba mudah dan modern. Kota ini menawarkan berbagai jenis lapangan pekerjaan untukku perempuan dengan latar belakang lulusan SMK. Mulai dari penjaga toko, minimarket, restuarant, counter hp, salon, kasir, tukang masak, penjaga bayi, SPG, karyawan pabrik, bahkan PSK. Disini kota dengan berbagai penduduk sama sepertiku perantau dari berbagai daerah di Indonesia. Sama-sama sedang berjuang demi keluarga yang ditinggalkan.

Belum seminggu aku disini sudah aku kirimkan CV ku ke berbagai perusahaan, besar harapa dapat diterima disalah satu perusahaan tersebut. Tak berselang lama aku dipanggil interview dan lolos tes di salah satu perusahaan yang aku kirimkan CV ku. sangat bersyukur karena aku tidak perlu lama menyandang predikat pengangguran.

Ku kirimkan berita pada keluarga di kampung halaman, bahwasanya aku sudah bekerja dan mereka sangat gembira mendengar berita ini. Begitupun denganku. Terimakasih Tuhan telah telah memberikan kebahagiaan di hati kami, tidak akan ku sia-siakan jalan ku untuk membahagiakan orangtuaku dan adik-adiku.


Gajian pertama ku adalah untuk orang tuaku, yang terpenting adalah mereka. Karena ini adalah misi ku kenapa aku disini. Ayah dan ibu sangat gembira mendapat kiriman dariku, mereka menangis bahagia. Bangga pada puteri kecilnya yang jauh dari mereka namun kini menjadi tulang punggung keluarga. beriku kali mereka mengucap syukur dan terimakasih. Tak kuasa aku pun ikut menangis bersyukur atas nikmat yang Kau beri kepada kami.

Hari berganti hari,bulan berganti bulan, tahun berganti tahun tak terasa sudah 4 tahun lebih aku merantau di kota ini. Setiap bulan ku kirimkan kabar dan uang kiriman untuk keuarga di kampung dan biaya sekolah ketiga adiku. Begitu senang nya mendengar kabar keluarga baik dan bahagia. Hati ini tersa damai.

Begitu banyak hal yang terjadi selama 4 tahun lebih aku merantau. Banyak suka dan duka nya di kota orang. Cobaan dan rintangan aku hadapi sekuat tenaga dan kemampuan ku. Semua kabahagiaan yang aku rasakan selalu aku ceritakan pada orang tua ku. Mulai dari temen-temen baru dari suku yang berbeda, aku ditraktir temen, liburan bareng temen, bahkan aku dapat doorprize pun aku ceritakan pada orang tua ku.
Namun untuk hal-hal yang membuat orang tuaku sedih tidak pernah aku ceritakan. Pernah waktu suatu waktu aku benar-benar kehabisan uang dan tidak punya uang untuk makan malam, selama seminggu aku hanya makan 2 kali di perusahaan tempat aku bekerja. Aku juga pernah ditipu temen yang bilang minjem uang tapi sampai detik ini tidak dikembalikan. Bahkan pernah suatu hari aku sakit dan terpkasa harus diopname, sangat sedih sebenarnya ingin cerita kepada ayah dan ibu. Tapi itu tidak aku lakukan lantaran aku tidak ingin membuat hati mereka sedih ketika mendengar berita tentang kesehatanku yang sedang memburuk. Berkat dukungan teman-teman di perantauan aku kuat dan sanggup melewati semuanya.

Masih banyak hal lain yang tidak pernah aku ceritakan pada orang tuaku. Aku tidak mau membuat hati mereka sedih mendengar berita buruk tentang ku.cukup hal-hal yang membuat mereka bahagia yang aku kabarkan.

Merantau mengajarkanku banyak hal yang tak pernah ku dapatkan jika aku tetap tinggal dirumah. Merantau mengajarkanku kemandirian, mengenalkanku pada dunia yang baru, pada teman-teman baru, mengajarkanku bagaimana harus tetap bertahan tanpa orang tua, mengajarkanku keyakinan dapat mewujudkan keinginan, mengajarkanku bagaimana menjadi perempuan yang tangguh, mengajarkanku bagaimana menjadi sulung yang baik bagi adik-adiknya, dan rasa rindu yang amat mendalam pada keluarga.

jevkin.blogspot.co.id

"hidup di perantauan menjadikanmu sebagai Perempuan Tangguh"- Tambayu rizqi

Selama 4 tahun lebih di sini, aku tidak punya tabungan sama sekali. Bukan karena gaya hidupku yang boros, namun memang biaya hidup disini cukup terbilang tinggi dengan gajiku yang sesuai standar UMK kota ini belum lagi aku harus kirim uang untuk kebutuhan keluarga dan biaya sekolah adik-adiku. Meski demikian, aku bersyukur masih bisa terus bertahan di sini di kota perantauan. 
Selama 7 bulan aku  mengurangi uang makan dan bensin,  keadaan dimana aku sangat down kondisi ekonomi ku. Aku sadar merantau di kota ini sangat mahal ongkos pulang kampung nya. Selama 7 bulan aku tekadkan menabung, aku kurangi uang makan dan uang bensing namun untuk orang tua dan adik-adiku tidak bisa dikurangin. Apapun yang terjadi Lebaran aku harus pulang kampung.

Lebaran 2016 aku pulang kampung, jika benar aku tidak pulang kampung ini merupakan lebaran ke 5 ku di tanah rantau tanpa orang tua dan adik-adiku. Aku sangat bersyukur masih diberi nikmat sehat sehingga bisa bertemu dengan orang-orang yang aku rindukan selama ini.

Alangkah bahagianya ayah dan ibu serta adik-adiku mendapati anak sulung nya kembali.

Comments

Tulisan yg menarik dan inspiratif.
Thanks for sharing.

Popular posts from this blog

5 Alasan Nuvasa Bay jadi pilihan yang tepat dalam mencari hunian Apartemen di Batam

Kunjungan Ibu Negara ke kontrakan Rakyat Jelata :)

3 Series Laptop Gaming ASUS ROG yang akan segera rilis ditahun 2024, yang mana pilihan favoritmu ?